Survei: Lebih dari 60% Warga Israel Mendukung Kesepakatan Gencatan Senjata di Gaza
![]() |
| Demonstrasi di Yerusalem Barat Menuntut Gencatan Senjata (Anadolu) |
Sebuah survei oleh saluran televisi Israel channel-13 menunjukkan bahwa 61,5% warga Israel mendukung kesepakatan gencatan senjata di Gaza, sementara 23,9% lainnya menentangnya.
Survei tersebut juga mengungkapkan bahwa 59,8% responden percaya bahwa tahap kedua dari kesepakatan harus dilanjutkan dan perang yang dilakukan Israel terhadap Gaza harus dihentikan.
Namun, perbedaan pendapat muncul di dalam pemerintahan koalisi Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu terkait kesepakatan tersebut. Partai sayap kanan ekstrem Religius Zionis yang dipimpin oleh Bezalel Smotrich mengajukan syarat untuk tetap berada dalam pemerintahan, yaitu Netanyahu harus berkomitmen untuk kembali melanjutkan perang setelah tahap pertama kesepakatan pertukaran tawanan dan gencatan senjata selesai.
Dalam pernyataannya, partai tersebut menyebutkan, "Meskipun kami sangat berharap semua sandera kami kembali, Partai Religius Zionis dengan tegas menentang kesepakatan ini."
Sementara itu, Menteri Keamanan Nasional Israel sekaligus pemimpin partai Jewish Power (Kekuatan Yahudi), Itamar Ben-Gvir, mengancam akan mengundurkan diri dari pemerintahan Netanyahu jika kesepakatan gencatan senjata di Gaza disetujui.
Ben-Gvir dan Smotrich secara bersama-sama memiliki 14 kursi di Knesset dari total 120 kursi. Jumlah ini cukup untuk menjatuhkan pemerintahan Netanyahu, mengingat Ben-Gvir sendiri memiliki 6 kursi.
Koalisi pemerintahan saat ini memiliki 68 kursi di Knesset. Menurut sistem politik Israel, pemerintahan hanya membutuhkan 61 kursi untuk tetap bertahan.
Protes dari Kelompok Sayap Kanan
Saluran televisi Israel channel-7 melaporkan bahwa puluhan aktivis sayap kanan Israel menggelar protes pada Kamis, menentang kesepakatan gencatan senjata di Gaza. Mereka memblokir akses ke pintu masuk Kota Yerusalem yang diduduki.
Pengumuman Kesepakatan Gencatan Senjata
Pada Rabu malam, Doha mengumumkan keberhasilan mediasi bersama Qatar, Mesir, dan Amerika Serikat yang berhasil mencapai kesepakatan gencatan senjata di Gaza. Kesepakatan ini dijadwalkan mulai diberlakukan pada Minggu, 19 Januari 2025.
Sumber: Media Israel

Posting Komentar