Abbas: Kami Siap Bekerja untuk Menciptakan Perdamaian Terutama di Saat-Saat Sulit Ini

Table of Contents

Abbas: Kami Siap Bekerja untuk Menciptakan Perdamaian Terutama di Saat-Saat Sulit Ini

Ramallah: Presiden Otoritas Palestina, Mahmoud Abbas, pada hari Kamis melakukan panggilan telepon dengan Perdana Menteri Norwegia, Jonas Gahr Støre. Abbas mengucapkan terima kasih kepada Perdana Menteri Norwegia atas sikap berani dan prinsip negaranya yang mengakui Negara Palestina. Dia menegaskan bahwa langkah besar ini akan memainkan peran penting dalam mendorong upaya mencapai perdamaian dan keadilan serta hak rakyat Palestina untuk menentukan nasib sendiri, serta memperkuat pelaksanaan solusi politik berdasarkan resolusi legitimasi internasional dan Inisiatif Perdamaian Arab.

Abbas juga menegaskan kembali perlunya menghentikan agresi Israel yang terus berlanjut terhadap rakyat Palestina di Jalur Gaza dan Tepi Barat, termasuk Yerusalem Timur, serta penarikan penuh pasukan pendudukan dari Jalur Gaza, dan mempercepat masuknya bantuan kemanusiaan. Abbas mengatakan, "Kami mengulurkan tangan kami bersama teman-teman kami di Norwegia, dan semua orang merdeka di dunia untuk bekerja demi menciptakan perdamaian, terutama di saat-saat sulit yang dihadapi wilayah kami dan dunia, untuk mengakhiri pendudukan atas tanah, rakyat, dan tempat suci kami."

Sumber: Kantor Berita dan Informasi Palestina (WAFA), 23 Mei 2024


Pejabat Palestina: Tekanan Kuat Saudi Memainkan Peran Utama dalam Pengakuan Eropa

Ramallah - Kifah Zboun: Pemimpin gerakan Fatah, Munir Al-Jaghoub, mengatakan bahwa tekanan kuat dari Saudi yang memimpin diplomasi Arab dalam beberapa bulan terakhir, memiliki peran besar dalam mempengaruhi tiga negara Eropa: Spanyol, Norwegia, dan Irlandia, untuk mengakui negara Palestina. Jaghoub mengatakan kepada 'Al-Sharq Al-Awsat': "Ada beberapa alasan yang mengarah pada pengakuan ini; sikap kuat Saudi mengenai pendirian negara Palestina, diplomasi Arab dan Palestina, serta rasa bersalah yang dirasakan banyak negara yang tidak dapat menghentikan kejahatan Israel dan ingin mengkompensasi Palestina dengan pengakuan ini."

Jaghoub menegaskan bahwa Saudi, yang memimpin kelompok enam negara Arab, telah melakukan upaya besar untuk meyakinkan negara-negara untuk mengakui negara Palestina. Dia menambahkan, "Kami menunggu pengakuan lain dari negara-negara penting." Jaghoub mengatakan bahwa pengakuan ini adalah bagian dari upaya besar yang bertujuan untuk mendirikan negara Palestina secara nyata. Dia menjelaskan, "Ada jalur yang jelas. Kelompok enam negara Arab telah mengajukan rencana matang yang didasarkan pada Inisiatif Perdamaian Arab, yang kami anggap sebagai pilar utama dalam solusi masa depan apa pun."

Sumber: Al-Sharq Al-Awsat, London, 23 Mei 2024

Posting Komentar